Walaupun sudah berjuang dengan gigih Belanda masih bisa menangkal Pangeran Diponegoro.
Ketika Jenderal de Kock menanyakan syarat apa yang diinginkan, Pangeran Diponegoro menghendaki negara merdeka dan menjadi pimpinan mengatur agama Islam di Pulau Jawa.
Ratu Ageng adalah istri dari Sri Sultan Hamengkubuwono I. Smisseart duduk di singgsana ini bahkan terjadi lima kali sepanjang dia duduk sebagai residen, bahkan Gubernur Jenderal GAGP Baron van der Capellen di Batavia mensahkan keputusan Smisseart tersebut. Pada tahun , Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit.
NextPeristiwa pancang-cabung ini berlangsung sampai tiga kali, dan yang ke empat, Pangeran Diponegeoro mematoknya dengan tombak.
Campur tangan Belanda dalam urusan internal pada akhirnya merugikan kerajaan itu sendiri sebagai keseluruhan. Di Selomanik Gowong, Selomerto Wonosobo Brengkelan Purworejo , Lengis, Yana dan Kadilangu juga terjadi perlawanan di mana rumah orang-orang Cina di bakar. Suwongso berhasil dihancurkan di Randugunting Kalasan.
NextPeter Carey: 2014 Pangeran Diponegoro memang tetap menerima posisi sebagai Wali Sultan bersama Mangkubumi, Ratu Ageng dan Ratu Kencono Ibunda Sultan balita.
Infiltrasi pihak Belanda di istana telah membuat Keraton Yogyakarta seperti rumah bordil.
NextA Mursilah, adalah saudara perempuan dari Sultan Hamengkubuwana III.
Celakanya, banyak diantara para bangsawan yang tidak mampu mengembalikan uang sewa yang pernah mereka terima. Sebenarnya Smisseart tak terlalu bersalah menyangkut ini. Yang kulit sawo matang adalah Patih Danurejo IV, sedang yang berkulit putih adalah Residen Yogyakarta Jonkheer Anthonie Hendrik Smissaert JAH Smissert.
NextSentot Alibasha juga dijuluki "Napoleon Jawa".
Perseteruan terjadi antara para petani penggarap lahan dengan anak buah Patih Danurejo sehingga memuncak pada bulan Juli. Singapura: Universitas Nasional Singapura.
Beliau menolak keinginan dari sang ayah yang ingin mengangkatnya menjadi seorang raja karena ia menyadari bahwa ia adalah anak dari seorang selir dan bukan permaisuri.
Patok-patok yang telah dicabut kembali dipasang sehingga Pangeran Diponegoro menyuruh mengganti patok-patok dengan tombak sebagai pernyataan perang.
NextPada akhir tahun 1829, Pangeran Diponegoro dan sisa pasukannya telah diketahui dengan jelas posisinya.