Ketika Belanda menerima penyerahan kembali daerah Sumatera Barat dari Inggris, kaum adat meminta bantuan kepada Belanda menghadapi kaum Padri.
Perang ini mengalami perkembangan baru saat kaum Adat meminta bantuan kepada Belanda.
Oleh karena itu, Malim Basa mendapat gelar Tuanku Imam Bonjol. Pada tahun 1825, berhubung dengan adanya perlawanan Diponegoro di Jawa, pemerintah Hindia Belanda dihadapkan pada kesulitan baru. Mereka tidak bisa bebas berfikir dan merdeka menyuarakan kata hatinya.
NextGolongan adat yang merasa terancam kedudukannya meminta bantuan kepada Belanda.
Kaum Adat di Minangkabau mempunyai kebiasaan yang kurang baik yaitu minum-minuman keras, berjudi, dan menyabung ayam. Ada beberapa golongan yang terlibat, yakni kaum Padri kelompok agamis , kaum adat, serta Belanda yang kemudian menerapkan taktik licik untuk memecah-belah rakyat Minangkabau.
NextMembaca situasi yang gawat ini, Tuanku Imam Bonjol menyatakan bersedia untuk berdamai.
The Journal of Asian Studies dalam bahasa Inggris. Benteng yang sangat kuat, dengan tinggi 4 meter, tebal tembok benteng hingga 3 meter, keliling benteng sekitar 800 meter, dan berdiri di atas tanah seluas 90 hektar tersebut diberi nama Benteng Bonjol. Tahap III, tahun 1832 — 1838 Perang pada tahap ini adalah perang semesta rakyat Minangkabau mengusir Belanda.
Sultan Arifin Muningsyah terpaksa melarikan diri dari ibukota kerajaan ke Lubuk Jambi.
Kemudian ada juga nama Inlandsche pribumi seperti Kapitein Noto Prawiro, Indlandsche Luitenant Prawiro di Logo, Karto Wongso Wiro Redjo, Prawiro Sentiko, Prawiro Brotto, Merto Poero dan lainnya.
NextPada mulanya perang padri ini merupakan perang saudara karna terjadi pertentangan antara kaum padri dan kaum adat sebagai mana yang disebutkan di atas: Perang saudara ini mula-mula berlangsung di Koto Laweh.
Sampai tahun 1837 benteng Bonjol berhasil dikepung dan dilumpuhkan, tetapi Tuanku Imam Bonjol dapat meloloskan diri. Perang padri berawal dari gerakan padri untuk memurnikan ajaran Islam di wilayah Minangkabau,Sumatra Barat.
Kepper, 1900 , Wapenfeiten van het Nederlands Indische Leger; 1816-1900, M.