Masjid Agung Nur Sulaiman namanya.
Wajah Kota semakin bersinar dengan dibangunnya beberapa masjid baru di tengah-tengah kota.
Pada awal berdiri, konon lantai masjid merupakan plesteran saja, namun pada tahun 1929 terjadi pergantian sehingga sekarang lantai masjid dari bahan tegel warna-warni yang cantik, motif yang berbeda-beda di antara ruang yang ada, tebal, dan kuat,, serta sudah tidak diproduksi secara besar-besaran pada saat ini.
Sedangkan tulisan kaligrafi yang terdapat dalam ruangan masjid ini ditulis oleh seorang kaligrafer bernama Azhari Nur dari Jakarta yang ditulis pada tahun 1970.
Pusat pendidikan Islam ini untuk mewujudkan tujuan umum dari masjid ini yaitu mewujudkan dan memelihara Masjid Agung Al-Azhar sebagai tempat Ibadah yang agung dan menjadi kebanggaan umat Menjadikan Masjid Agung Al-Azhar sebagai pusat pembinaan dan pengembangan dakwah Islam sehingga terwujud jamaah yang berilmu, beramal dan bertaqwa demi kejayaan Islam dan umatnya. Sampai sekarang masih aktif digunakan baik untuk beribadah maupun wisata religi.
Sementara itu, pada 1984 dilakukan pengecatan tembok masjid.
Bangunan Masjid Agung Banyumas awalnya arsitektur bangunan atapnya menggunakan anyaman daun tebu dan ubinnya masih terbuat dari semen.
Saya ajak anak-anak mendatangi dua buah masjid tertua di Banyumas.
Tapi merupakan bangunan hasil renovasi total dan pembangunan kembali dari masjid Agung An-Nur yang lama.
Ruang mihrab memiliki atap sendiri," jelasnya.
Selain itu, Masjid Agung An Nur memiliki Radio Penyiaran Komunitas bernama dengan frekuensi 107. Selain itu pemugaran juga pernah dilakukan sebelumnya, hal ini terlihat dari temuan tulisan angka 1889 pada sisi barat gapura dan tulisan yang berbunyi pemugaran I 1889 dan ke II 1980 pada tempat wudhu perempuan.
NextKedua, masjid Saka Tunggal di Desa Cikakak Kecamatan Wangon.